Jaringan komputer adalah bagian penting dari teknologi modern yang kita gunakan setiap hari, baik itu di rumah, tempat kerja, usaha UMKM, bahkan hingga di pusat data perusahaan besar. Bagi administrator sistem Linux dan teknisi jaringan, memiliki pemahaman yang baik tentang cara kerja jaringan sangatlah penting untuk mengelola dan memperbaiki masalah yang muncul di sistem yang rumit ini. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang TCP/IP, DNS, DHCP, dan routing. Saya akan memberikan penjelasan serta contoh praktis yang dapat membantu teman-teman lebih memahami tentang hal tersebut.

Mengenal TCP/IP

TCP/IP, atau Transmission Control Protocol/Internet Protocol, merupakan tulang punggung dari internet. Protokol tersebut menyediakan seperangkat aturan yang memungkinkan komputer saling berkomunikasi, meskipun berada di jarak yang jauh dan melalui berbagai jenis jaringan. Memahami TCP/IP sangat penting bagi siapa pun yang bekerja di bidang jaringan, karena protokol ini menjadi dasar utama dalam memahami bagaimana data dapat berpindah dari satu perangkat ke perangkat lain dalam jaringan.

Model TCP/IP terdiri dari empat lapisan, setiap lapisan memiliki protokol dan fungsinya masing-masing.

  • Link Layer
    Lapisan ini adalah fondasi yang menghubungkan perangkat keras jaringan dengan perangkat lain di jaringan fisik. Di sinilah protokol seperti Ethernet dan Wi-Fi beroperasi. Link Layer bertanggung jawab untuk mengirimkan data antara perangkat yang saling terhubung dalam jaringan lokal (LAN). Fungsi utamanya adalah menangani transmisi data secara langsung melalui perangkat keras seperti kabel maupun sinyal nirkabel, serta memastikan bahwa data dapat sampai ke perangkat tujuan tanpa kesalahan pada lapisan fisik.

  • Internet Layer
    Lapisan ini merupakan inti dari model TCP/IP. Fungsi utamanya adalah mengatur pengiriman paket data melalui berbagai jaringan dan memastikan data dapat mencapai tujuan yang mungkin berada di lokasi geografis yang berbeda. Protokol utama di lapisan ini adalah Internet Protocol (IP), yang bertugas memberikan alamat IP ke perangkat dan memecah data menjadi paket-paket kecil agar lebih mudah dikirimkan. IP juga bertanggung jawab dalam proses routing, yaitu menentukan jalur terbaik untuk paket data melewati jaringan-jaringan yang berbeda hingga mencapai tujuan.

  • Transport Layer Transport Layer memastikan data yang dikirimkan dapat tiba dengan aman dan sesuai urutan. Ada dua protokol utama di lapisan ini yaitu

    • Transmission Control Protocol (TCP): TCP menjamin bahwa data dikirimkan secara andal, artinya jika ada paket data yang hilang atau rusak, TCP akan mengirim ulang paket tersebut. Selain itu, TCP memastikan bahwa data diterima dalam urutan yang benar, tanpa ada yang tertinggal.
    • User Datagram Protocol (UDP): UDP lebih cepat dibandingkan TCP, namun tidak memberikan jaminan keandalan. UDP digunakan dalam situasi yang mementingkan kecepatan daripada keandalan, seperti streaming video atau online game, ketika sedikit data yang hilang mungkin tidak terlalu berdampak.
  • Application Layer Lapisan ini berinteraksi langsung dengan pengguna dan aplikasi yang membutuhkan koneksi jaringan. Di sinilah protokol-protokol yang digunakan oleh aplikasi sehari-hari beroperasi, seperti

    • HTTP (HyperText Transfer Protocol) yang digunakan oleh peramban web untuk mengakses halaman web.
    • FTP (File Transfer Protocol) yang digunakan untuk mengunduh dan mengunggah berkas.
    • SMTP (Simple Mail Transfer Protocol) yang digunakan untuk mengirim email.

    Di lapisan ini, aplikasi yang teman-teman gunakan berkomunikasi dengan jaringan untuk mengirimkan dan menerima data. Pengguna biasanya berinteraksi langsung dengan lapisan ini tanpa menyadari keberadaan lapisan-lapisan di bawahnya.

Secara keseluruhan, keempat lapisan tersebut bekerja bersama-sama untuk memastikan data dapat dikirim, diolah, dan diterima dengan benar melalui jaringan yang kompleks seperti internet. Setiap lapisan memiliki tanggung jawab dan protokolnya masing-masing yang memungkinkan jaringan bekerja dengan efisien.

Mengenal DNS

DNS (Domain Name System) adalah sistem yang digunakan untuk mengubah nama situs web yang kita ketik, seperti www.example.com , menjadi alamat IP, yaitu serangkaian angka yang digunakan komputer untuk saling berkomunikasi. Jadi, alih-alih harus mengingat alamat IP yang rumit, kita cukup mengingat nama situs web yang mudah diingat. DNS membantu menemukan lokasi komputer atau server yang kita tuju di internet dengan cara yang lebih praktis dan sederhana. Dengan kata lain, DNS adalah sistem penamaan terdesentralisasi yang bersifat hierarkis, digunakan untuk komputer, layanan, atau sumber daya apa pun yang terhubung internet maupun jaringan pribadi.

DNS terdiri dari dua komponen utama, yaitu

  • DNS Server
    DNS Server bertugas mengubah nama domain (seperti www.contoh.com ) menjadi alamat IP (seperti 192.168.1.1). Dengan cara tersebut, ketika kita mengakses situs web, DNS Server mencari dan memberikan alamat IP yang sesuai sehingga kita bisa terhubung ke server yang tepat.

  • DNS Record
    Dalam DNS, ada berbagai jenis “catatan” yang digunakan untuk menyimpan informasi penting tentang domain. Beberapa jenis catatan DNS yang paling umum kita dapati meliputi:

    • A Record, menyimpan alamat IP versi IPv4, yang terdiri dari angka-angka untuk mengidentifikasi lokasi server.
    • AAAA Record, sama seperti A Record, tetapi menyimpan alamat IP versi IPv6 yang lebih panjang dan dirancang untuk mengakomodasi lebih banyak perangkat di internet.
    • CNAME Record, digunakan untuk mengarahkan satu nama domain ke nama domain lain. Misalnya, jika teman-teman memiliki domain “blog.example.com”, CNAME dapat mengarahkannya ke domain utama “ www.example.com ”.
    • MX Record, bertanggung jawab untuk menentukan ke mana email yang dikirim ke domain tersebut harus diarahkan. MX Record membantu mengarahkan email ke server yang benar untuk diproses.

Selain itu, proses DNS melibatkan beberapa langkah. Ketika teman-teman mengetik alamat situs web, komputer kita akan mengirim permintaan ke DNS Server terdekat. Jika DNS Server tersebut memiliki informasi yang dibutuhkan, ia akan mengirimkan alamat IP. Namun, jika tidak, ia akan menghubungi server lain dalam jaringan DNS hingga alamat IP yang sesuai ditemukan.

DNS memainkan peran besar dalam mempermudah pengalaman berselancar di internet karena kita tidak perlu mengingat alamat IP yang kompleks, cukup dengan mengingat nama domain yang sederhana dan mudah diingat.

Mengenal DHCP

DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) adalah teknologi yang secara otomatis mengatur dan memberikan alamat IP kepada perangkat yang terhubung jaringan, seperti komputer, ponsel, atau printer. Dengan menggunakan DHCP, proses pengaturan alamat IP menjadi lebih cepat dan mudah, karena kita tidak perlu lagi melakukannya secara manual. Hal tersebut sangat membantu mengurangi kesalahan konfigurasi yang bisa terjadi jika kita harus memasukkan alamat IP satu per satu untuk setiap perangkat.

Sebagai contoh, saat kita menghubungkan laptop ke jaringan Wi-Fi di rumah, DHCP akan otomatis memberikan alamat IP ke laptop kita tanpa perlu kita melakukan apa pun. Dengan begitu, perangkat kita bisa langsung terhubung ke internet tanpa repot. DHCP juga sangat bermanfaat di jaringan yang lebih besar, seperti di kantor atau sekolah, karena ada ratusan perangkat yang perlu diatur, dan memberikan alamat IP secara manual bisa memakan waktu serta berpotensi menimbulkan kesalahan.

DHCP tidak hanya menghemat waktu, tetapi juga memastikan bahwa setiap perangkat di jaringan memiliki alamat IP yang unik, sehingga tidak terjadi konflik di jaringan. Selain itu, DHCP bisa mengatur pengaturan jaringan lain seperti gateway dan DNS server, sehingga membuat jaringan berjalan lebih lancar dan efisien.

DHCP secara otomatis memberikan alamat IP kepada perangkat di jaringan dari kumpulan alamat (address pool) yang sudah ditentukan sebelumnya. Prosesnya terdiri dari empat langkah utama berikut.

Cara kerja server DHCP

  1. DHCPDISCOVER (Discover)
    Ketika perangkat baru, seperti laptop atau ponsel, terhubung ke jaringan, perangkat tersebut akan mengirimkan sinyal untuk meminta pengaturan alamat IP. Proses ini dikenal sebagai “broadcast request” yang memberi tahu semua server DHCP di jaringan bahwa perangkat memerlukan alamat IP.
  2. DHCPOFFER (Offer)
    Setelah menerima permintaan, server DHCP akan merespons dengan menawarkan alamat IP yang tersedia dari kumpulan (pool) yang ada. Selain alamat IP, server DHCP juga menawarkan informasi lain seperti durasi sewa alamat IP dan pengaturan jaringan lainnya.
  3. DHCPREQUEST (Request)
    Perangkat kemudian memilih salah satu tawaran yang diterimanya dan mengirimkan permintaan resmi ke server DHCP yang menawarkan alamat tersebut. Hal tersebut merupakan proses konfirmasi yang menyatakan bahwa perangkat ingin menggunakan alamat IP yang ditawarkan.
  4. DHCPACK (Acknowledge)
    Terakhir, server DHCP mengirimkan balasan yang mengonfirmasi bahwa alamat IP telah diberikan kepada perangkat. Dalam proses ini, informasi tambahan yang diperlukan perangkat untuk berfungsi dengan baik di jaringan, seperti gateway dan server DNS, juga diberikan oleh server DHCP kepada perangkat.

Seperti itulah gambaran proses cara kerja server DHCP. Dapat kita ketahui, DHCP membuat proses pengaturan jaringan menjadi lebih efisien dan minim kesalahan. Tanpa DHCP, kita harus mengatur alamat IP secara manual untuk setiap perangkat yang terhubung ke jaringan, yang bisa sangat merepotkan dan rawan kesalahan, terutama di jaringan yang besar.

Mengenal routing

Routing adalah proses yang mengatur pengiriman paket data melalui berbagai jaringan. Router, yaitu perangkat yang melakukan routing, menggunakan informasi dari header paket dan tabel penerusan untuk menentukan jalur terbaik agar paket data sampai ke tujuannya.

Ada dua jenis routing yang umum digunakan.

  • Static Routing
    Jenis routing ini, pengaturan jalur dilakukan secara manual yang tidak berubah kecuali jika diperbarui secara langsung oleh administrator. Static routing cocok digunakan untuk jaringan yang tidak sering berubah dan membutuhkan pengaturan yang stabil.

  • Dynamic Routing
    Berbeda dengan static routing, dynamic routing menggunakan protokol seperti RIP (Routing Information Protocol), OSPF (Open Shortest Path First), dan BGP (Border Gateway Protocol). Protokol-protokol tersebut memungkinkan router untuk secara otomatis menyesuaikan jalur berdasarkan perubahan kondisi jaringan. Jadi, jika ada gangguan atau perubahan dalam jaringan, dynamic routing akan secara otomatis mencari jalur baru yang optimal untuk mengirimkan data.

Dengan menggunakan routing yang tepat, jaringan dapat lebih efisien dan adaptif terhadap perubahan, sehingga data dapat dikirim dengan cara yang paling efektif dan cepat. Dynamic routing, misalnya, sangat bermanfaat dalam jaringan besar atau kompleks yang kondisi jaringannya sering berubah-ubah. Sebaliknya, static routing lebih sederhana dan lebih mudah diatur sehingga lebih cocok untuk jaringan yang lebih kecil atau menginginkan jaringan yang lebih stabil.


Sekarang, jaringan komputer sudah menjadi bagian penting dari infrastruktur IT, terutama di lingkungan perusahaan. Setelah membaca artikel ini, teman-teman diharapkan sudah dapat mengenal tentang IP, DNS, DHCP, dan routing.

Setidaknya, artikel pengenalan ini dapat membantu teman-teman dalam melakukan pemeliharaan rutin jaringan kompter, melakukan perbaikan saat terjadi gangguan, dan mengoptimalkan performa jaringan. Dengan mengenal konsep-konsep dasar dari yang sudah kita bahas di artikel ini, teman-teman akan lebih siap untuk menangani berbagai tantangan yang mungkin muncul dalam pengelolaan jaringan, memastikan bahwa sistem teman-teman berjalan dengan lancar dan aman.