Selama 10 tahun lebih saya bekerja, salah satu tugas saya adalah mengelola website perusahaan yang menggunakan WordPress. Dengan adanya “wpdrama” yang sedang ramai dibicarakan akhir-akhir ini, saya sangat terkejut dengan fakta yang terkuak!
wordpress.org merupakan website yang dimiliki oleh Matt Mullenweg, bukan WordPress Foundation!
This is a very shocking thing. I had no idea that the wordpress.org website was the personal property of Matt Mullenweg.
Teman-teman dapat membaca artikel TechCrunch ini yang menjelaskan tentang “wpdrama”.
Berawal dari “trademark”
Awal dari “wpdrama” ini adalah kritik dari Matt Mullenweg, bisa dibaca di sini , yang menyatakan bahwa WP Engine adalah “cancer to WordPress”. Selain itu, Matt Mullenweg juga melibatkan Silver Lake, investor WP Engine, dengan menuduh bahwa mereka kurang berkontribusi bagi WordPress. Ditambah juga dengan kritikan Matt Mullenweg bahwa penggunaan nama “WP” oleh WP Engine mengakibatkan masyarakat menganggap WP Engine merupakan bagian dari WordPress, yang padahal tidak.
Tentu WP Engine tidak tinggal diam. Mereka melayangkan surat somasi[1] kepada Matt Mullenweg dan Automattic. Mereka meminta agar Matt Mullenweg menghentikan dan menarik ucapannya. Selain itu, mereka juga menjelaskan bahwa penggunaan trademark WordPress oleh mereka tercakup dalam fair use.
Dari sini lah “wpdrama” mulai mencuat ke permukaan.
Yang saya tahu tentang penggunaan “WP”, hal tersebut tidak tercakup dalam trademark WordPress itu sendiri. Oleh karena itu, penggunaannya sah-sah saja. Selain WP Engine, banyak juga yang menggunakan nama “WP”. Sebagai contoh, WPBeginner, WP Tavern, ManageWP, WP Rocket, dll.
Untuk penggunaan kata “WordPress” dalam marketing copy WP Engine, sepertinya hal tersebut masuk ranah fair use, bukan pelanggaran hak merek. Semua hosting WordPress sepertinya juga melakukan hal yang sama.
Jika saya menjadi penyedia jasa layanan yang berkaitan dengan WordPress, hal tersebut tentu akan sangat mengkhawatirkan. Saya harus putar otak lebih agar jasa saya tetap berjalan dan tidak melanggar hak merek jika kasusnya seperti itu.
Fakta yang terkuak
Setelah mengikuti berita “wpdrama” di blog, artikel, sosial media, hingga YouTube, ada informasi yang membuat saya sangat amat terkejut. Situs wordpress.org adalah milik Matt Mullenweg pribadi. 😮
Selama ini, yang saya tahu adalah wordpress.org adalah situs milik WordPress Foundation yang memang disediakan sebagai repository plugin-plugin WordPress. Seperti pada proyek-proyek komunitas lainnya, pada umumnya, situs milik yayasannya atau organisasi yang menaungi proyek tersebut dapat dipergunakan secara bebas oleh pengembang dan penggunanya, memang didedikasikan untuk komunitasnya. Sehingga, pemegang hak milik situs tersebut, pada umumnya, organisasi yang menaungi proyek tersebut bukan perorangan.
Proyek dengan komunitas sebesar WordPress, repositori pluginnya dimiliki oleh perorangan?
Jika wordpress.org adalah situs web milik Matt Mullenweg pribadi, maka wordpress.org bukan lah WordPress. Jadi, selama ini saya salah mengajari teman-teman yang magang di tim saya ketika ditanya bedanya wordpress.com dan wordpress.org.
Kuncinya adalah komunitas
Ada baiknya, wordpress.org dan trademark WordPress harus dipegang oleh WordPress Foundation dan WordPress Foundation, untuk komunitas sebesar ini, terdiri dari dewan yang berasal dari komunitas itu sendiri seperti proyek KDE.
Matt Mullenweg, walaupun dia co-founder dari WordPress, tetapi tidak harus dia yang menjadi penentu kebijakan dari komunitas WordPress. Apalagi dia seorang CEO dari Automattic, sebuah perusahaan yang memang mencari profit. Bias kepentingannya sangat besar. Apalagi dengan adanya info yang menyatakan bahwa WordPress Foundation juga dikuasai oleh Matt Mullenweg melalui perusahaannya. Bagi saya yang biasa mengikuti info proyek KDE, sangat tidak masuk akal komunitas sebesar WordPress menerapkan organisasi seperti itu.
Semoga “wpdrama” ini segera berakhir dan melahirkan perubahan-perubahan yang lebih baik bagi komunitas WordPress.
[1] Di Amerika dinamakan dengan a cease-and-desist letter. Saya kurang tahu istilah yang pas di Indonesia, jadi saya menggunakan surat somasi.