Keterampilan berbahasa, terdiri dari menyimak, berbicara, membaca, dan menulis, adalah komponen-komponen penting dalam kemampuan berkomunikasi seseorang. Hubungan antara keempat keterampilan tersebut sangat erat dan saling mendukung satu sama lain. Kita dapat memahami hubungan tersebut melalui perspektif ragam dan sifat dari keterampilan berbahasa.

Keterampilan berbahasa memiliki hubungan yang sangat erat satu sama lain. Satu keterampilan cenderung mendukung keterampilan yang lainnya. Hubungan ini dapat kita kaji lebih lanjut dari segi ragam dan sifat masing-masing keterampilan.

Hubungan dari segi ragam

Mari kita perhatikan hubungan keterampilan dalam ragam yang sama, yaitu ragam lisan dan ragam tulis. Dalam ragam lisan, menyimak dan berbicara berbagi ruang yang sama. Sedangkan dalam ragam tulis, membaca dan menulis berbagi ruang yang sama. Hal tersebut menggambarkan kedekatan hubungan antar keterampilan dalam ragam yang sama.

Seperti disebutkan sebelumnya, keterampilan menyimak dan berbicara masuk dalam ragam yang sama. Kedua keterampilan tersebut terlibat dalam ragam lisan, dan seringkali orang dapat bertukar peran antara penyimak dan pembicara. Ketika kita mendengarkan seseorang berbicara, kita menyimak, dan sebaliknya, ketika kita berbicara, orang lain menyimak. Hal tersebut memungkinkan interaksi langsung dalam komunikasi.

Pengetahuan yang diperoleh melalui keterampilan menyimak dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan berbicara. Artinya, untuk menjadi pembicara yang baik, kita harus memiliki kemampuan menyimak yang baik. Hal tersebut menunjukkan hubungan langsung antara keterampilan menyimak dan berbicara.

Keterampilan membaca dan menulis juga memiliki hubungan erat dalam ragam tulis. Ketika membaca, kita mengembangkan pemahaman tentang teks tertulis, kosakata, tata bahasa, dan gaya penulisan. Hal tersebut mempengaruhi kemampuan menulis kita, karena kita dapat meniru dan mengaplikasikan prinsip-prinsip yang kita pelajari saat membaca.

Pengetahuan yang diperoleh melalui membaca dapat membantu meningkatkan kemampuan menulis. Artinya, untuk menjadi penulis yang baik, kita harus memiliki keterampilan membaca yang baik. Hal tersebut menunjukkan hubungan langsung antara keterampilan membaca dan menulis.

Hubungan dari segi sifat

Mari kita perhatikan hubungan keterampilan dalam sifat yang sama, yaitu reseptif dan produktif. Keterampilan reseptif dalam berbahasa adalah kemampuan untuk menerima dan memahami informasi yang disampaikan oleh orang lain melalui lisan atau tulisan. Keterampilan produktif dalam berbahasa adalah kemampuan untuk mengungkapkan pemikiran dan ide dengan menggunakan bahasa secara efektif. Kita dapat melihat hubungan antar keterampilan berbahasa dari segi sifatnya.

Menyimak dan membaca adalah keterampilan reseptif, yang berarti bahwa keduanya terkait dengan pemahaman dan penerimaan informasi. Hubungan erat antara keterampilan menyimak dan membaca terletak pada sifat reseptif dari keduanya. Oleh karena itu, kedua keterampilan tersebut selalu saling mendukung.

Menyimak adalah proses mendengarkan dan memahami apa yang dikatakan orang lain secara lisan. Dalam kegiatan tersebut, kita mengolah informasi yang disampaikan oleh pembicara. Membaca, di sisi lain, melibatkan pemahaman terhadap teks tertulis, di mana kita menginterpretasikan makna dari tulisan tersebut.

Pengetahuan yang diperoleh dari menyimak dapat membantu dalam membaca dengan lebih baik, karena kita telah terlatih dalam memahami pesan yang disampaikan oleh orang lain secara lisan. Sebaliknya, pengetahuan yang diperoleh melalui membaca dapat membantu dalam menyimak, karena kita telah terlatih dalam memahami tulisan.

Ketika kita sering menyimak berbagai ceramah, kelas, atau pun podcast, kita terbiasa mendengarkan bahasa yang digunakan oleh pembicara. Kita dapat mengidentifikasi intonasi suara, penekanan kata, dan ekspresi wajah yang digunakan untuk menyampaikan pesan dengan efektif. Kemampuan tersebut akan membantu kita saat membaca teks tertulis karena kita dapat “mendengarkan” suara dalam pikiran kita saat membaca dan mengartikan teks dengan lebih baik.

Atau ketika kita sering membaca artikel ilmiah, kita akan memiliki pengetahuan yang kuat tentang istilah teknis dan cara mengorganisasi argumen secara tertulis. Ketika kita mengikuti kelompok diskusi, pengetahuan tersebut dapat membantu kita dalam memahami dan berpartisipasi dalam sesi diskusi.

Keterampilan produktif dalam berbahasa adalah kemampuan untuk mengungkapkan pemikiran dan ide dengan menggunakan bahasa secara efektif. Berbicara dan menulis adalah keterampilan produktif yang melibatkan penggunaan bahasa untuk mengungkapkan pemikiran.

Seseorang yang baik dalam berbicara biasanya juga akan memiliki kemampuan yang baik dalam menulis, karena keduanya memerlukan pemahaman yang baik tentang bahasa dan cara menyampaikan ide secara efektif. Sebaliknya, seseorang yang terampil dalam menulis juga dapat mengembangkan kemampuan berbicara yang baik. Keterampilan tersebut saling melengkapi satu sama lain.

Sebagai contoh, dosen yang terbiasa menjelaskan materi di kelas. Dosen tersebut menguasai keterampilan berbicara yang efektif. Kemampuan tersebut membantunya dalam menulis materi pembelajaran. Dalam proses menulis, dia menerapkan pemahaman tentang cara menyusun argumen secara logis dan jelas serta menggunakan bahasa yang tepat.

Dengan demikian, dari segi sifat, keterampilan berbahasa dalam kategori yang sama, baik itu reseptif (menyimak dan membaca) maupun produktif (berbicara dan menulis), memiliki hubungan yang erat dan saling mendukung.

Hubungan antara ragam dan sifat

Kemudian, perhatikan hubungan antara keterampilan berbahasa dalam konteks yang berbeda, yaitu antara menyimak (reseptif) dan menulis (produktif), serta antara membaca (reseptif) dan berbicara (produktif). Meskipun keterampilan-keterampilan tersebut beroperasi dalam konteks yang berbeda, mereka juga memiliki hubungan yang erat.

Contohnya, ide, gagasan, atau pesan yang disampaikan melalui tulisan dapat diperoleh melalui membaca dan menyimak. Dengan kata lain, keterampilan menyimak yang baik dapat membantu kita dalam memahami informasi yang akan dituliskan. Hal tersebut berarti bahwa menyimak mendukung keterampilan menulis dalam hal memahami materi yang akan dituangkan dalam tulisan kita.

Demikian pula dengan pengetahuan yang diperoleh melalui membaca dapat digunakan dalam berbicara. Misalnya, saat berbicara tentang sebuah topik, informasi yang telah diperoleh ketika kita membaca dapat digunakan untuk mendukung argumen atau penjelasan kita.

Pengetahuan yang diperoleh dari satu keterampilan dapat digunakan untuk memperkuat keterampilan yang lain. Dengan pemahaman tersebut, dapat disimpulkan bahwa setiap keterampilan berbahasa saling terkait dan saling mendukung dalam upaya meningkatkan kemampuan berkomunikasi kita.

Ketika ditanyakan tentang hubungan mana yang lebih erat, jika menggunakan pemahaman yang sudah saya sampaikan sebelumnya maka dapat saya katakan bahwa hubungan yang ada dari keempat keterampilan tersebut adalah saling berimbang. Faktor eksternal, seperti pengalaman, preferensi, dan sifat seseorang, yang dapat mengubah kuat tidaknya hubungan tersebut

Sebagai contoh, saya lebih suka dalam membaca dibandingkan mendengarkan sehingga dalam membuat tulisan, sebagai contoh artikel blog, saya akan lebih banyak mencari referensi-referensi tertulis. Begitu juga ketika saya harus melakukan training pada tim, saya akan lebih menyukai cara tertulis dibandingkan lisan karena saya relatif lebih pendiam dari pada anggota tim saya.

Karena saya memilih untuk menggunakan lebih banyak ragam tulis maka saya kesulitan ketika harus menggunakan ragam lisan. Jadi, dalam kasus ini dapat dikatakan bahwa keterampilan ragam tulis dan keterampilan yang bersifat reseptif lebih erat hubungannya dibandingkan dengan keterampilan ragam lisan dan yang bersifat produktif.

Referensi

Santoso, Anang dkk. (2023). Bahasa Indonesia (Edisi 2). Tangerang Selatan: Penerbit Universitas Terbuka.


Artikel ini merupakan seri artikel yang berkaitan dengan kegiatan perkuliahan saya. Artikel ini dibuat sebagai catatan gagasan saya dalam kegiatan diskusi selama perkuliahan.

Karena ditulis dari kegiatan perkuliahan, bahasa untuk artikel dengan topik materi kuliah akan lebih formal dibandingkan dengan artikel lainnya. Selain itu, bentuk penulisannya juga serupa dengan esai.

Kamu bisa membuka daftar topik atau bisa menggunakan fitur search untuk mencari artikel di topik lainya.